JT - Metode mengurangi makan seringkali jadi anggapan untuk menurunkan berat badan, namun sebaliknya, mode ini akan memperlambat metabolisme sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
Ditulis laman Hindustan Times, Dr. Rituja Ugalmugle, Penyakit Dalam, Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai Central menjelaskan ketika Anda mengurangi asupan kalori secara signifikan, tubuh mungkin memasuki mode kelaparan, mekanisme bertahan hidup yang berevolusi untuk menghemat energi selama masa kekurangan makanan.
"Mode ini memperlambat metabolisme Anda untuk menjaga simpanan lemak, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan penambahan berat badan karena tubuh menjadi lebih efisien dalam menyimpan energi yang diterimanya," katanya.
Dampak mengurangi makan atau mengonsumsi terlalu sedikit kalori juga dapat mengakibatkan hilangnya massa otot. Jaringan otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat daripada jaringan lemak, sehingga kehilangan massa otot dapat menurunkan laju metabolisme secara keseluruhan.
Penurunan metabolisme ini berarti membakar lebih sedikit kalori sepanjang hari, sehingga penurunan berat badan menjadi lebih sulit dan kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi.
Dr. Rituja juga mengatakan pola makan yang ketat sering kali kekurangan nutrisi penting, yang dapat mengganggu fungsi tubuh yang normal. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat meningkatkan rasa lapar dan menyebabkan makan berlebihan atau keinginan makan, yang selanjutnya menyebabkan penambahan berat badan.
Diet yang terlalu ketat juga dapat menimbulkan stres secara mental dan emosional dan meningkatkan produksi kortisol, hormon yang terkait dengan penambahan berat badan, terutama di bagian perut. Kadar kortisol yang tinggi dapat mendorong tubuh untuk menyimpan lemak, terutama lemak visceral.
Terakhir, mengurangi makan juga dapat mengurangi pengeluaran energi lebih dari yang diharapkan berdasarkan asupan kalori yang disebut dengan proses termogenesis adaptif. Ini adalah mekanisme perlindungan lain terhadap kelaparan, tetapi dapat meringankan upaya penurunan berat badan.
Maka itu, metode mengurangi makan ternyata tidak signifikan dalam menurunkan berat badan, dan sebaliknya justru dapat menyebabkan berbagai masalah metabolisme dalam tubuh akibat kekurangan nutrisi.* * *

TERKINI | JAKARTA | MEGAPOLITAN | SPORT | PEMILU | WORLDNEWS | BISNIS | LIFESTYLE | WISATA | TIPS | OTOMOTIF | TEKNOLOGI | RAMADHAN KAREEM | EVENT | PERSIJA | KESEHATAN | KOMUNITAS | TELUSUR |
---|
- Jakarta
- |
- Terkini
- |
- Megapolitan
- |
- Persija
Trending
Related Post
LIFESTYLE
82 Persen Profesional Khususnya di Jakarta Berencana Cari Pekerjaan Baru di Tahun 2024
- by Ardi Mahardika Noor
- 21 Januari 2024 06:07
LIFESTYLE
Kolesterol Tinggi? Hindari Lemak Jahat dan Makanan Manis, Ini Saran Dokter
- by Maisya Savinka Achmad
- 11 Oktober 2024 10:42
LIFESTYLE
Psikiater Menyarankan Tidak Melakukan Swadiagnosis Penyakit Mental
- by Noval Arisandi
- 20 Februari 2024 06:12
LIFESTYLE
Film Pendek Little Rebels Cinema Club Raih Penghargaan di Berlinale 2025
- by Ardi Mahardika Noor
- 01 Maret 2025 09:50
LIFESTYLE
43 Persen Transaksi E-commerce di Indonesia Dilakukan oleh E-Shopaholics
- by Miko
- 10 Juli 2023 21:07
LIFESTYLE
Seohyun SNSD Cedera saat Syuting Drama, Hadiri KBS Drama Awards 2024 dengan Tongkat
- by Ardi Mahardika Noor
- 02 Januari 2025 13:37
LIFESTYLE
AWS Bangun Lab "Think Big Space" Pertama di ASEAN di SMKN 1 Karawang
- by Maisya Savinka Achmad
- 25 Oktober 2024 12:32
LIFESTYLE
KlikFilm Hadirkan Dua Film Festival ke Bioskop Indonesia
- by Noval Arisandi
- 14 Oktober 2024 20:20